Jangan berakhir, kisahnya akan romantis jika berlanjut :)

Berawal dari membaca karya-karya yang lebih dulu lahir dari tangan kak Azhar Nurun Ala, membaca berbagai tulisan di facebook dan instagramnya, saya semakin percaya bahwa jalan dakwah yang di tempuh oleh tiap insan itu sangatlah berbeda-beda. Leterasi! Jalan inilah yang di tempuh oleh kak Azhar, bagaimana nilai-nilai kebaikan diungkapkan dan dimunculkan kepada khalayak umum, dari rasa penasaran kala pertama kali sampul novel Mahar untuk Maharani di upload,
segera saya mencoba tuk memastikan uang di ATM cukup untuk membeli sekaligus membayar ongkir. Pagi menuju siang seusai menghubungi contact resmi pemesanan buku, segera saya menuju bank (sebab di ATM uang tak ada), akhirnya saya mengisi tabungan dengan sejumlah uang, selepas itu saya coba mentransfernya, tapi gagal.
ATM yang saya gunakan sedang ada masalah rupanya, saya ingat betul bagaimana khawatirnya tak mendapat buku terbaru karya kak Azhar itu, beberapa kali juga saya pastikan bahwa saya sudah menstransfer dengan benar. Ketika sudah saya transfer dengan benar, dengan di bumbui drama ini itu, beberapa hari tidak ada kabar, akhirnya buku baru itu datang di bawakan bapak satpam malam-malam. 

Seharian, di sela-sela padatnya jadwal keseharian, buku Mahar untuk Maharani pun kala itu menjadi teman, yang benar-benar membuat penasaran. Diawal membaca lembaran itu sudah amat bahagia mendapat tanda-tangan penulisnya (sayangnya saya gak dapet pembatas bukunya lo, hiksss heheh :D) dan dilanjut membaca lembar-lembaran yang ditulis sepenuh hati. Di awal membacanya, sedikit memberi gambaran bahwa novel ini genrenya humor-agamis. Satu cerita yang membuat saya terpingkal-pingkal kala membaca ini "Sosok Budi yang saya kira makhluk berakal yang hilang nyawanya, dan ternyata Budi adalah sosok peliharaan kesayangan Salman,  ayam jago Salman yang di terbunuh oleh Dimas" hahaha :D, padahal bulu kuduk sudah pada berdiri bahwa ada cerita yang menyeramkan, oh rupanya.

Nilai baik tentang tokoh Maharani, sosok wanita inspiratif, keren, kokoh tak tertandingi dengan prinsipnya. Adegan yang paling diingat saat dibonceng oleh Salman, Ia membatasi dirinya dan Salman menggunakan papan tulis dan juga di waktu lain menggunakan tas besar. Saya suka bagian itu, menjadi Maharani gak gampang, jadi wanita yang tetap kokok dengan prinsip baik seperti itu. Langka. Dan kak Azhar jawab lewat DM "Adegan yang membuat saya senyum-senyum sendiri pas mengetiknya :D", Salah satu kutipan adegan mengenai sosok muslimah baik, yang dibungkus serapi dan sesopan mungkin di novel ini.
Salman, Maharani, Umi Salman, Pak Umar, Bu Tuti, Nabila, hingga Ajran membawa kesan kebaikan semuanya, ini novel dibungkus dengan amat natural, benar-benar kekinian. Berawal dari dua kisah berbeda, latar berbeda, tentang Salman dan Ajran, dan akhirnya berujung pada satu muara kala di benturkan dengan sosok Maharani. Novel ini mengajarkan tentang bagaimana cara mengungkapkan rasa suka, kagum, mewujudkan impian, berbakti kepada orangtua, tentang cinta pertama, tentang nilai-nilai baik yang banyak sekali. Satu kata yang dapat mendeskripsikan kisah ini, Unpredictable.

Kisah ini, kala mata dan hati menutup lembaran terakhirnya, seusai membaca kata terakhir "besan" saya beranikan untuk mengirim pesan lewat IG ke penulis yang benar-benar mencuri hati dengan kontemplasinya dalam hidup ini lewat karya barunya. Hatiku sendu, kenapa berakhir? Kenapa sudah usai? Begini DMnya "Menyedihakan jadi Salman :(, sambil saya captured novelnya" Dan dengan baik hati kak Azhar membalas DM dan menenangkan, "Kisahnya belum selesai..." Dan rasa penasaran ini semakin berlipat sampai detik ini.
Kak Azhar Nurun Ala, Jangan berakhir, kisahnya akan romantis jika berlanjut :)~

Masrifatun Nida'
Gresik, 06 Maret 2018

Komentar

  1. Terima kasih sudah ikut mengoleksi & menulis ulasan yang sangat menyentuh ini, khususnya drama saat proses pembelian. Semoga jerih payah Nida' terbayar oleh kehadiran Maharani, Salman, Ajran dan tokoh lainnya. Dan.... ya, insyaAllah kisah Salman akan segera berlanjut. Mohon doa. :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah bisa menjadi bagian dari membaca buku yang sarat makna dan penuh kebaikan, meski kisah di novel ini haru biru. aamiin, semoga dimudahkan dalam segala prosesnya kak, ditunggu selalu dditunggu karya terbarunya :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Adeeva Mahyatul 'Izzah

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu